Cerita Kancil dan Siput Lomba Lari dalam Bahasa Inggris dan Artinya

Cerita kancil dan siput adalah salah satu dongeng nusantara yang populer. Cerita ini mengisahkan tentang kancil yang sombong dan siput yang cerdik. Kancil selalu meremehkan siput karena ukuran dan kecepatannya yang kecil. Namun, siput berhasil mengalahkan kancil dalam perlombaan dengan menggunakan akalnya. Cerita ini mengandung pesan moral bahwa kita tidak boleh sombong dan merendahkan orang lain, serta kita harus menggunakan kecerdasan kita untuk mengatasi kesulitan.

Cerita Kancil dan Siput dalam Bahasa Inggris dan Artinya

One day, the mouse deer was walking in the forest swaggeringly. He felt that he was the smartest and fastest animal in the forest. He saw a snail crawling on the ground. The mouse deer also mocked the snail with hurtful words.

"Hi, little snail, what are you doing? Are you trying to reach the end of the forest? Hahaha, it will definitely take ages. You are too slow and weak. You can never match my greatness, a smart and agile deer," said the mouse deer with a hearty laugh.

Snails feel offended by the ridicule of mouse deer. He wants to prove that he is not inferior to the mouse deer. He also challenged the mouse deer to race from one side of the forest to the other.

"Well, mouse deer, if you feel so great, let's have a speed race. Let's race from here to there. Who comes first, he is the one who wins. How about it, do you dare?" challenged the snail.

The mouse deer laughed at the snail's challenge. It feels that it is impossible to lose to a snail. He also accepted the snail's challenge with confidence.

"Hahaha, are you serious? Do you think you can beat me in the race? Well, I accept your challenge. I will prove that you have made the wrong decision by challenging me," the mouse deer replied as he left the snail.

The next day, all the animals in the forest gathered to watch their race. The mouse deer and snails are ready in the starting position. The mouse deer still underestimated the snail. It lets the snail set off first.

"Take it easy, snail, I will give you a chance. You can leave in advance. Don't regret it if you lose," the mouse deer said, mocking the snail.

"Well, don't cry if you lose," replied the snail.

Then the snail set off first. After a few minutes passed, the mouse deer decided to set off. Because he felt that he would definitely win, he ran casually. After a few steps, he tried to summon the snail to find out its position.

"Snail, where are you?" the mouse deer shouted loudly.

The slug shouted, "Here, I am already far ahead of you."

The mouse deer was surprised to hear it. The snail turned out to have run far enough and left it. Then the mouse deer ran faster and tried to summon the snail again.

"Snail, where are you?" the mouse deer asked.

The snail replied, "Here, I am still far ahead of you."

The mouse deer was even more surprised. He didn't understand how the snail could run so fast. He also ran as fast as he could to chase the snail. However, when he reached the finish line, he saw that a snail was already waiting for him there.

"Hurray, I won! I won!" exclaimed the snail happily.

"How could this be? How can you outrun me?" the mouse deer asked in confusion.

Slug smiled. He also revealed his secret. As it turns out, snails are not alone. He asked his friends who were also snails for help. They hid along the race track. Every time the mouse deer calls a snail, one of them will answer. That way, the mouse deer feels that the snail is always in front of him. In fact, the original snail has been at the finish line from the beginning.

"This is my secret, mouse deer. I don't run alone. I asked my friends who were also snails for help. They hid along the race track. Every time you call me, one of them will answer. That way, you feel that I am always in front of you. In fact, the real me has been at the finish line since the beginning," explained the snail.

All the animals in the forest laughed at the snail's explanation. They admire the ingenuity of snails. They also mocked the arrogant deer.

Artinya

Suatu hari, kancil sedang berjalan-jalan di hutan dengan angkuh. Ia merasa dirinya adalah binatang yang paling pintar dan cepat di hutan. Ia melihat siput yang sedang merayap di tanah. Kancil pun mengejek siput dengan kata-kata yang menyakitkan.

“Hai, siput kecil, apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu sedang berusaha untuk mencapai ujung hutan? Hahaha, itu pasti akan membutuhkan waktu berabad-abad. Kamu terlalu lambat dan lemah. Kamu tidak akan pernah bisa menandingi kehebatan saya, kancil yang cerdas dan gesit,” kata kancil sambil tertawa terbahak-bahak.

Siput merasa tersinggung dengan ejekan kancil. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak kalah dengan kancil. Ia pun menantang kancil untuk berlomba dari satu sisi hutan ke sisi lain.

“Baiklah, kancil, jika kamu merasa begitu hebat, mari kita adu kecepatan. Ayo kita berlomba dari sini ke sana. Siapa yang sampai duluan, dialah yang menang. Bagaimana, apakah kamu berani?” tantang siput.

Kancil tertawa mendengar tantangan siput. Ia merasa tidak mungkin kalah dengan siput. Ia pun menerima tantangan siput dengan percaya diri.

“Hahaha, apa kamu serius? Apakah kamu pikir kamu bisa mengalahkan saya dalam lomba? Baiklah, saya terima tantanganmu. Saya akan membuktikan bahwa kamu telah membuat keputusan yang salah dengan menantang saya,” jawab kancil sambil meninggalkan siput.

Keesokan harinya, semua binatang di hutan berkumpul untuk menyaksikan lomba mereka. Kancil dan siput sudah siap di posisi start. Kancil masih meremehkan siput. Ia membiarkan siput berangkat lebih dulu.

“Tenang saja, siput, saya akan memberimu kesempatan. Kamu boleh berangkat lebih dulu. Jangan menyesal jika kamu kalah,” kata kancil sambil mengejek siput.

“Baiklah, jangan menangis jika kamu kalah,” jawab siput.

Lalu siput berangkat lebih dulu. Setelah beberapa menit berlalu, kancil pun memutuskan untuk berangkat. Karena ia merasa pasti akan menang, ia berlari dengan santai. Setelah beberapa langkah, ia mencoba memanggil siput untuk mengetahui posisinya.

“Siput, di mana kamu?” teriak kancil dengan keras.

Siput berteriak, “Di sini, saya sudah jauh di depanmu.”

Kancil terkejut mendengarnya. Siput ternyata sudah berlari cukup jauh dan meninggalkannya. Lalu kancil berlari lebih cepat dan mencoba memanggil siput lagi.

“Siput, di mana kamu?” tanya kancil.

Siput menjawab, “Di sini, saya masih jauh di depanmu.”

Kancil semakin terkejut. Ia tidak mengerti bagaimana siput bisa berlari begitu cepat. Ia pun berlari secepat mungkin untuk mengejar siput. Namun, ketika ia sampai di garis finish, ia melihat siput sudah menunggunya di sana.

“Hore, saya menang! Saya menang!” seru siput dengan gembira.

“Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana kamu bisa berlari lebih cepat dari saya?” tanya kancil dengan bingung.

Siput tersenyum. Ia pun mengungkapkan rahasianya. Ternyata, siput tidak sendirian. Ia meminta bantuan teman-temannya yang juga siput. Mereka bersembunyi di sepanjang jalur lomba. Setiap kali kancil memanggil siput, salah satu dari mereka akan menjawab. Dengan begitu, kancil merasa bahwa siput selalu di depannya. Padahal, siput yang asli sudah berada di garis finish sejak awal.

“Ini adalah rahasia saya, kancil. Saya tidak berlari sendirian. Saya meminta bantuan teman-teman saya yang juga siput. Mereka bersembunyi di sepanjang jalur lomba. Setiap kali kamu memanggil saya, salah satu dari mereka akan menjawab. Dengan begitu, kamu merasa bahwa saya selalu di depanmu. Padahal, saya yang asli sudah berada di garis finish sejak awal,” jelas siput.

Semua binatang di hutan tertawa mendengar penjelasan siput. Mereka mengagumi kecerdikan siput. Mereka juga mengejek kancil yang sombong. Kancil merasa malu dan marah. Ia sadar bahwa ia telah dikalahkan oleh siput yang ia anggap lemah. Ia pun pergi dengan tergesa-gesa.